all about java programming, music includes song lyrics and guitar chords, and a lot of information contents..
(Copyright - Java[at]Saindra - 2010)

Israeli vs Palestine Part 5 >> Just Shared





Gaza – Adakah jalan menuju perdamaian?

Foto-foto kekerasan dan berita dari Gaza beberapa hari ini seringkali menampilkan ketidakseimbangan, gambar yang tidak sesuai dengan krisis yang terjadi di Gaza. Analisa imparsial dari rangkaian kejadian-kejadian ini seharusnya tidak berawal di hari Sabtu yang lalu, melainkan sejak delapan tahun lalu. Delapan tahun terakhir ini, ratusan ribu warga Israel hidup dalam ancaman serangan roket Kassam Hamas tiap-tiap harinya.

Baru-baru ini, Hamas meluncurkan lebih dari 100 roket dan mortar kepada penduduk sipil Israel tiap-tiap hari. Ribuan keluarga, setiap hari hidup dalam kondisi ketakutan dan cemas. Orang-orang yang meninggalkan rumah untuk bekerja, anak-anak yang pergi ke sekolah, semuanya tidak memiliki keyakinan mereka dapat pulang ke rumah dengan selamat. Tahun lalu, ribuan roket diluncurkan dari Jalur Gaza dalam serangan besar terhadap penduduk sipil Israel yang tidak bersalah. Orang hanya menunjukkan simpati atas pemberitaan beberapa organisasi media yang sekarang ini meliput secara besar-besaran kejadian yang terjadi di Gaza, yang sebenarnya, mengabaikan realitas kehidupan sehari-hari dan penderitaan ribuan warga Israel yang telah bertahun-tahun hingga kini, hidup di bawah ancaman serangan Hamas.

Di tahun-tahun lalu, pemerintah Israel mengambil keputusan untuk tidak membalas serangan harian ini, demi mencegah terjadinya eskalasi serta menghindari konfrontasi militer. Israel lebih memilih untuk mempergunakan segala upaya politik dan diplomatik demi menghindari penggunaan kekerasan, meski harus dibayar dengan kritik tajam dari dalam negeri terhadap pemerintah -akibat menahan diri untuk membalas serangan Hamas.

Inilah bagaimana terciptanya realita baru di Gaza. Hamas terbiasa dengan realita bahwa Hamas dapat melakukan segalanya : Hamas dapat mendikte tiap kejadian, Hamas dapat menyerang kapanpun, tanpa mendapatkan perlawanan dari Israel.

Kira-kira seminggu lalu, Hamas mengumumkan bahwa Hamas menolak gencatan senjata yang telah dicapai 6 bulan lalu, memulai serangan roket besar-besaran di seluruh bagian selatan Israel.

Kali ini, pemerintah Israel memutuskan untuk mengubah peraturan main, mengubah strategi dan mengakhiri serangan Hamas terhadap Israel. Pemerintah Israel mengambil keputusan untuk memenuhi kewajibannya terhadap warganegaranya dan melindungi kehidupan mereka. Kewajiban pemerintah ini adalah kewajiban mendasar, serta merupakan kewajiban moral bagi pemerintahan manapun di seluruh dunia terhadap warganya. Dalam hal ini, Israel tidak ada bedanya dengan negara manapun di seluruh dunia. Sejak minggu lalu, kata-kata yang sering terlontar di kalangan warga Israel semata-mata ungkapan,”Sudah Cukup!” Kini saatnya untuk membela diri sendiri. Tujuan Israel untuk operasi militer sekarang ini sangat tegas dan jelas : Mengakhiri Serangan Hamas Terhadap Israel.

Mereka yang menyalahkan Israel telah melakukan reaksi “berlebihan” cenderung mengabaikan sifat Hamas. Hamas adalah organisasi teror yang fundamentalis, religius dan radikal yang beroperasi di bawah pengaruh langsung Iran serta membawa misi Jihad yang salah satunya dan yang terutama adalah menghancurkan negara Israel.

Ideologi organisasi ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Hamas tidak meminta apapun dari Israel. Tidak pula mengharapkan negosiasi dengan Israel, karena ideologi dasarnya adalah menolak hak orang Yahudi untuk memiliki negara sendiri. Karena itu, Hamas menolak keberadaan Israel tidak perduli di perbatasan manapun. Sebab itu pula maka setiap pembicaraan diplomatik dan politik dengan organisasi ini secara praktis adalah tidak mungkin. Bahkan pendekatan yang paling pragmatispun terhadang pertanyaan : Apa yang bisa menjadi dasar negosiasi dengan Hamas – dengan keinginannya menghancurkan negara Israel ?

Israel melaksanakan serangan militer hanya terhadap instalasi militer Hamas. Sementara Israel dengan segenap upaya menghindari korban sipil, Hamas dengan sengaja menyerang hanya penduduk sipil Israel.Terlebih, Hamas dengan sengaja meluncurkan roketnya dari perkampungan di Gaza yang padat dengan penduduk sipil, menyadari Israel sangat sensitif menyerang penduduk sipil. Ini bukan saja perbedaan taktis, ini merupakan perbedaan moral mendasar yang tidak bisa diabaikan.

Realita proses perdamaian antara Israel dan Palestina juga memiliki sisi yang lain. Hamas bukan satu-satunya perwakilan Palestina. Israel dan Otorita Palestina sedang melakukan negosiasi, dengan tujuan mencapai solusi perdamaian dan perjanjian perdamaian, berdasarkan saling memahami dan kompromi historis. Perdana Menteri Israel Olmert dan Presiden Otorita Palestina melakukan pertemuan tiap minggu, berupaya mencapai solusi pragmatis dan konstruktif atas semua perselisihan di antara kedua belah pihak.

Israel berharap akan tercapainya kesepakatan serta siap membayar mahal demi tercapainya kesepakatan tersebut. Kebanyakan orang Israel mendukung dibentuknya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat hidup berdampingan dengan negara Israel.

Beda dengan Otorita Palestina yang berjuang untuk masa depan Palestina yang lebih baik, Hamas hanya menjanjikan rakyat Palestina peperangan, pertumpahan darah dan kesengsaraan yang tidak terarah.

Saatnya bagi Palestina untuk menentukan jalan yang akan mereka tempuh.


Israel membuka pintu bagi bantuan kemanusiaan

07 Jan 2009

Untuk mencegah krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, Perdana Menteri Ehud Olmert telah mengambil keputusan menyetujui proposal pembentukan keamanan untuk membuka pintu bagi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza yang bertujuan menolong para penduduk.

Sejak dimulainya Operasi “Cast Lead” – seperti yang telah diketahui – telah disalurkan ratusan ton perlengkapan, bahan-bahan dan makanan dalam jumlah yang sama dengan bantuan yang telah disalurkan di bulan-bulan sebelum Operasi, meskipun aktivitas Hamas dilakukan dalam konsentrasi penduduk dan meskipun pertempuran yang berlangsung melawan teroris Hamas menciptakan kesulitan pengiriman bantuan kepada para penduduk sipil tersebut.

Pintu Bantuan Kemanusiaan memerlukan pembukaan daerah geografis untuk beberapa waktu tertentu, di mana dalam masa itu para penduduk bisa menerima bantuan serta melengkapi kebutuhannya. Rincian selengkapnya akan diputuskan oleh Koordinator dari Kegiatan Pemerintah di daerah territorial.

Saat ini untuk pertamakalinya sejak awal operasi darat perbatasan di Jalur Gaza dibuka kembali aktivitasnya. Bantuan kemanusiaan, yang merupakan komponen dalam operasi militer, memfasilitasi bergeraknya 49 truk bermuatan bantuan kemanusiaan. Bantuan yang ditransfer ini terdiri dari komoditas makanan, perlengkapan medis dan obat-obatan. Hari ini World Food Programme memulai pengiriman komoditas ke Jalur Gaza setelah dua hari beristirahat. Besok Kerem Shalom dijadwalkan dibuka untuk 80 kiriman bantuan melalui laut.

Dan juga, depot bahan bakar Nahal beroperasi dan membawa 215.000 liter solar (yang diperlukan untuk pembangkit listrik Gaza), 93.000 liter solar untuk penggunaan berbagai organisasi PBB dan 50 ton gas memasak untuk keperluan rumah tangga.

Sesuai permintaan Komite Internasional Palang Merah Israel juga difasilitasi akses dua orang dokter dan dua orang perawat ke Jalur Gaza, melalui perbatasan Erez.

To be continued..

Continue to part 6 >>

... Back to part 4



This post powered by :

Ditulis oleh : Diplomat Israel, disadur dari berbagai sumber..



Adsense IndonesiaAdsense IndonesiaAdsense Indonesia


copyright - javaatsaindra.blogspot.com - OSC

  • RSS 2.0
  • Digg this
  • Delicious bookmark
  • Face book
  • Stumble
  • News-vine

0 people have left comments

Commentors on this Post-

Post a Comment